Awal tahun 2009, berlangsung festival musik Advent se-Kepulauan Riau, semua perwakilan gereja dari tiap daerah berkumpul di GMAHK Batammas. Sebelum acara dimulai, ada 1 anak perempuan cantik yang menarik perhatianku, tapi dia asik bermain dengan temannya jadi aku gak berani mendekat. Adik perempuanku juga ikut lomba nyanyi dan aku mengiringi dengan piano.
Perwakilan dari GMAHK Tanjungpinang dipanggil dengan nama “Erlis Situmorang” anak perempuan cantik yg tadi, berdiri dari bangkunya dan berjalan ke panggung. “Oh anak Pinang” sempat ku remehkan karna dulu yang aku tau Tanjungpinang itu kampung tidak seperti kota Batam yang standardnya lebih maju. Tapi saat erlis bernyanyi ternyata suaranya sangat bagus dan dia pun berhasil meraih juara 2 dan juara favorit mengalahkan puluhan anak lain. Itulah awal mula aku tertarik dengan Erlis.
Singkat cerita, aku berhasil mendapatkan no hpnya, setelah 3 bulan intens berkomunikasi kuajak dia pacaran tapi dia menolak, akhirnya kami putus komunikasi.
Tahun 2010 kucoba lagi menghubungi dia, 2 bulan berkomunikasi intens ku ajak lagi dia pacaran, tapi masih juga ditolak dengan alasan klasik “ga dikasih ortu pacaran” dasar anak cupu dan kami pun putus komunikasi kembali.
Terakhir, tahun 2011 ku hubungi dia lagi. Sebulan berkomunikasi kucoba lagi mengajak dia pacaran tapi masih dengan jawaban yang sama “enggak”. Kesabaranku habis akhirnya keluar kata-kata yang kurang baik dan setelah itu benar-benar putus komunikasi.
Tahun 2021 gak ada angin gak ada hujan Erlis tiba-tiba request pertemanan di FB dan besoknya dia ngucapin selamat ulang tahun, kami jalin komunikasi kembali dan sekitar sebulan akhirnya dia mau diajak pacaran. Satu hal yang selalu aku ingat sampai saat ini, gak gampang dapetin Erlis butuh waktu hampir 13 tahun untuk bisa dapetin dia, jadi gak akan kubiarkan lepas “Tuhan aku mau dia yang jadi pendampingku”